Minggu, 09 Juni 2013

Benda-Benda Kesayangan



Aku punya banyak benda kesayangan di rumah. Buku adalah salah satunya. Kenapa aku menyayanginya? Karena buku adalah sahabatku. Sahabatku yang mampu membawaku terbang hingga ke ujung dunia. Ke tempat yang tak pernah bisa kudatangi di dunia nyata. Meskipun hampir semua buku atau novel yang kumiliki itu adalah hadiah dari kuis dan giveaway –buku gretongan- aku tetap menyanginya seolah-olah aku membeli buku itu dengan uangku sendiri.

Ada juga Laptop Axiooku. Aku sangat menyayanginya karena tanpa dia aku ga mungkin bisa berburu kuis dan mendapatkan rejeki dari kuis-kuis itu. Kemudian menyusul handphoneku, Sony Ericsson W20i Zylo. Kenapa aku menyayanginya? Jelas aku menyayanginya karena benda itu aku beli dari uang tabungan yang aku sisihkan dari uang sakuku sendiri. Handphone itu merupakan handphone pengganti Nokia 6300ku yang hilang karena jatuh pas naik motor L. Aku yang anak kos-kosan harus rela tiap hari cuma makan pake tempe dan abon agar bisa nabung buat beli handphone itu. Sejak kecil aku selalu diajarkan untuk membeli apa-apa dengan tabunganku sendiri agar aku bisa menghargai apa yang aku miliki.

Nah, dari ketiga benda yang aku sebutin itu, ada satu benda yang paliiiiiiiiiiiiiiiiiing aku sayangi. Benda tersebut adalah komputer PCku.  Komputer itu aku miliki ketika aku duduk di kelas 1 SMP atau sekitar tahun 2005. Jika buku adalah sahabat yang mampu membawaku terbang hingga ujung dunia, komputerku adalah sahabat yang menemaniku disaat aku galau dan gag tahu harus ngapain di rumah. Ketika aku galau, aku selalu menghidupkan komputerku dan mulai memainkan game yang ada di harddisknya. Begitu pula ketika aku tak tau harus ngapain di rumah, jenuh menonton TV, aku nyalain komputer dan ‘nongkrong’ di depan komputer seharian. Tak ada yang berani menyentuhku jika aku udah berada di depan komputer. Karena biasanya aku selalu marah jika diganggu saat sedang asyik main game, apalagi ketika komputerku ngadat. Kalo kata ibuku aku kayak ‘macan manak’ (harimau melahirkan) kalo sedang main komputer. Itulah sebabnya ibu sering marah kalo aku udah ‘nongkrong’ di depan komputer. Tapi, penyebab utamanya tentunya adalah karena tagihan listrik yang akan membengkak.

Alasan lain kenapa aku sangat menyayangi komputerku adalah berkat komputer itu aku mengenal Reza Risqi (pacarku). Dia adalah salah satu siswa di SMP dekat rumahku. Dulu, ibuku punya warung makan di rumah dan mas Reza ini adalah pelanggan setia ibuku. Dia sering melihatku ‘nongkrong’ bermain game di depan komputer seusai. Karena ketertarikannya pada dunia komputer, dia mulai mendekatiku. Aku yang cuek dengan semua pelanggan ibuku yang kebanyakan cowok itu, entah kenapa bisa dekat dengannya. Kalo kata ibuku si mas Reza ini sifatnya dewasa makanya bisa deket sama aku yang acuh tak acuh. Sejak itulah kami mulai berteman. Akupun sering meminta tolong padanya mengenai komputerku. Kalo ada apa-apa dengan komputerku selalu dia yang kumintai tolong. Tapi hubungan kami pada saat itu hanya sekedar teman. Setalah dia lulus SMK, kita sama sekali ga pernah berhubungan kecuali lewat jejaring sosial facebook. Hingga pada bulan Februari lalu entah alasan apa dia menchattingku. Pada saat itu aku sedang asyik bermain kuis Clear and Clean berhadiah Iphone 5. Kemudian dia meminta nomer hapeku. Dan lagi-lagi aku punya masalah dengan alat elektronik kesayanganku itu. Kali ini gag hanya PCku yang rusak tapi juga laptopku. Intensitas komonikasiku pun dengan mas Reza semakin sering dikarenakan masalah komputer ini. Hingga pada suatu malam, dia mengaku kalo sayang sama aku. Dan kami pun memutuskan untuk berpacaran. Aku sayang banget sama dia. Aku sangat berterimakasih kepada PCku karena berkat dia kami bisa saling mengenal dan berkat dia pula kami jadi lebih dekat. Tak hanya sebagai seorang teman, tapi sebagai sepasang kekasih.